Senin, 18 Agustus 2014

SI TUMPAH - TUMPAH

Tadi beli bakso, sebelah rumah. Karena memang belum mandi, jadi masih pakai baju tidur kurang bahan, belah - belah. Ada yang nanya si Kakak wanita berambut merah.
"Anak UIN ya, Mbak?"
"Iya, kenapa? Tahu darimana?"
"Wallpaper Handphone Mbak itu nyala, Hehe. Ngga apa - apa, kok ngga pakai hijab?"

"Lagi ngga aja." Tidak aku toleh wajah si penanya, sibuk pilih - pilih sayur apa yang enak jadi teman bakso kuah.
"Anak UIN kok ngga pake hijab." Nah, kalimat terakhir si Kakak berambut merah ini cukup meletup - letupkan isi kepala si baju tidur belah - belah. Bakso sudah siap, tinggal bawa pulang, Mbak Bakso senang terima uang dengan sumringah.

Aku lihat si Kakak ini dari atas ke bawah, aku tanggapi omongannya.
"Hijab itu bukan kewajiban saya sebagai anak UIN, tapi sebgai muslim. Sepertinya kamu belajar didik dadamu dulu yang tumpah - tumpah kalau belum bisa negur orang lain pakai cara yang Rahmah."
Aku ambil mangkuk panas bakso, melenggang meninggalkan si kakak berambut merah.

Sabtu, 09 Februari 2013

KISAH HUJAN


Hujan
Gelap muram
Basah dalam deras
Hadirkan petir membentak bumi
Sendu

Gerimis
Mendung menyelubung
Menari dengan rintik
Datangkan dingin menusuk nadi
Pilu

Pelangi
Warna-warni
Melukis atap bumi
Gantikan kusam lara hujan
Anggun

MY PALESTIN


Aku memang tak bisa
Angkat senjata bersamamu di medan perang gaza
Tapi, kubangun selalu kekuatanmu pada fardu dalam doa - doa

Aku memang tak bisa
Memelukmu untuk menghalangi tubuhmu dari rentetetan peluru
Tapi engkau saudara muslimku, kulindungi dalam setiap sujudku

HUJAN JUGA


Kilat menyala - nyala 
Mendawaikan bentaknya
Awan hitam mengepung

Mata siang panik
Lazuar biru bergidik.
Lari!

Hujan menyeringai - ringai


KAU TAK BERJEDA


Aku tak pernah beranjak walau raga tak mampu menemani dalam heningnya hari
Bahkan aku hadir lebih awal tanpa kamu minta,
tanpa kamu tahu
Aku gundah yang tak terarah ketika kamu lemah
Ada kasih yang tak pernah alpa untuk memelukmu meski terhalang jarak

BOSAN


Aku bosan
Pendam luka yang tertahan
Sesekali aku berbagi dengan hujan
Atau aku ceritakan pada daun pandan



AH, TAHUKAH


Gamang menggembala gelebah yang terjarah
Tak bisa mengeja paras,
kamu berjeda

Lengkung bulan sabit mencubit kornea
Ini, kembaran senyumnya
Setangkup rindu (lagi)
Tak terkejawantah
Kamu, tak acuh

Selalu
Gelisah tak punah meski tergerus waktu